MONITORING
DAN EVALUASI
PENDAHULUAN
Monitoring dan Evaluasi (M&E)
merupakan dua kegiatan terpadu dalam rangka pengendalian suatu program.
Meskipun merupakan satu kesatuan kegiatan, Monitoring dan Evaluasi memiliki
fokus yang berbeda satu sama lain. Karena kegiatan ini menggunakan metode
pelatihan (workshop) maka bahan ini hanya sebagai pengayaan yang dilengkapi
informasi pokok mencakup aspek-aspek penting dari Monitoring dan Evaluasi
(MONEV), seperti pengertian, tujuan, fungsi, manfaat hingga proses pembuatannya.
PENGERTIAN MONITORING
& EVALUASI
Kegiatan monitoring lebih berpunpun
(terfokus) pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan
cara menggali untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator
tertentu, dengan maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung
sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator
monitoring mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada
perencanaan program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat
dalam memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan
perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada pengelola program
apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan
evaluasi.
Secara prinsip, monitoring dilakukan
sementara kegiatan sedang berlangsung guna memastikan kesesuain proses
dan capaian sesuai rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau
kelambanan maka segera dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana
dan targetnya. Jadi, hasil monitoring menjadi input bagi kepentingan proses
selanjutnya. Sementara Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, untuk mengetahui
hasil atau capaian akhir dari kegiatan atau program. Hasil Evaluasi bermanfaat
bagi rencana pelaksanaan program yang sama diwaktu dan tempat lainnya.
Seperti terlihat pada gambar Siklus
Majamen Monev, fungsi Monitoring (dan evaluasi) mnerupakan satu diantara tiga
komponen penting lainnya dalam system manajelemen program, yaitu Perencanaan,
Pelaksanaan dan Tindakan korektif (melalui umpan balik). Sebagai
siklus, dia berlangsung secara intens keaarah pencapaian target-target antara
dan akhirnya tujuan program.
FUNGSI MONITORING DAN
EVALUASI
Menurut Dunn (1981), monitoring mempunya
empat fungsi, yaitu:
1. Ketaatan
(compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan
semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Pemeriksaan
(auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan
bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
3. Laporan
(accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu
“menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat
implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.
4. Penjelasan
(explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan
bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan
pelaksanaannya tidak cocok
Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan
yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat
menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam
merencanakan suatu kegiatan hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan, sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi
diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi
berhubungan dengan hasil informasi tentang nilai serta memberikan gambaran
tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran,
pemberian angka dan penilaian. Evaluasi dapat menjawab pertanyaan “Apa
pebedaan yang dibuat” (William N Dunn : 2000).
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui
apakah program itu mencapai sasaran yang diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih
menekankan pada aspek hasil yang dicapai (output). Evaluasi baru bisa dilakukan
jika program itu telah berjalan setidaknya dalam suatu periode (tahapan),
sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang dibuat dalam perencanaan
dan dilaksanakan.
TUJUAN MONEV
Umpan balik dari sebuah program akan
dipergunakan dalam perbaikan dan penyesuaian komponen-komponen yang tidak
maksimal dalam pelaksanaan program. Bila memungkinkan perubahan scenario dan
konsolidasi sumberdaya (proses manajemen) dapat dilakukan dalam pelaksanaan
program sehingga lebih menjamin keberhasilan program.
Monitoring bertujuan mendapatkan umpan
balik bagi kebutuhan program yang sedang berjalan, untuk mengetahui kesenjangan
antara perencanaan dan terget. Dengan mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan
program dapat membuat penyesuaian dengan memanfaatkan umpan balik tersebut.
Kesenjangan yang menjadi kebutuhan itu bisa jadi mencakup faktor biaya, waktu,
personel, dan alat, dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat diketahui
misalnya berapa jumlah tenaga yang perlu ditambahkan atau dikurangi, alat atau
fasilitas apa yang perlu disiapkan untuk melaksanakan program tersebut, berapa
lama tambahan waktu dibutuhkan, dan seterusnya. Sementara itu, Evaluasi
bertujuan memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan tentang perencanaan program, keputusan tentang komponen
input pada program, implementasi program yang mengarah kepada kegiatan dan
keputusan tentang output menyangkut hasil dan dampak dari program kegiatan, dan
terutama apa yang dapat diperbaiki pada program yang sama yang akan
dilaksanakan di waktu dan tempat lain.
Secara umum tujuan pelaksanaan M&E
adalah;
1. Mengkaji
apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana
2. Mengidentifikasi
masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi
3. Melakukan
penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk
mencapai tujuan proyek.
4. Mengetahui
kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan,
5. Menyesuaikan
kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari tujuan.
Secara lebih terperinci monitoring
bertujuan untuk:
1. Mengumpulkan
data dan informasi yang diperlukan;
2. Memberikan
masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program;
3. Mendapatkan
gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan;
4. Memberikan
informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan kegiatan;
5. Mendapatkan
informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan selama
kegiatan;
6. Memberikan
umpan balik bagi sistem penilaian program;
7. Memberikan
pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.
FUNGSI MONEV
Proses pengambilan keputusan berjalan
atau berhentinya/perubahan sebuah atau beberapa program yang berkaitan
dilakukan melalui proses evaluasi.
Fungsi Pengawasan dalam kerangka
kegiatan monitoring dan evaluasi terutama kaitannya dengan kegiatan para
pimpinan dalam tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
1. Mempertebal
rasa tanggung jawab terhadap orang / manejer/ pejabat yang diserahi tugas dan
wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Membidik
para pekerja atau pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan.
3. Untuk
mencegah terjadinya penyimpangan, kelainan dan kelemahan agar tidak terjadi
kerugian yang tidak diinginkan.
4. Untuk
memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar pelaksanaan pekerjaan tidak
mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan yang tidak perlu.
Dalam kaitannya dengan monitoring Moh.
Rifai (1986) menjelaskan fungsinya sebagai berikut:
1. Evaluasi
sebagai pengukur kemajuan;
2. Evaluasi
sebagai alat perencanaan;
3. Evaluasi
sebagai alat perbaikan.
Berdasarkan uraian uraian di atas dapat
disimpulkan fungsi utama monitoring terkait dengan perihal: mengukur hasil yang
sudah dicapai dalam melaksanakan program dengan alat ukur rencana yang sudah
dibuat dan disepakati, menganalisa semua hasil pemantauan (monitoring)
untuk dijadikan bahan dalam mempertimbangkan keputusan lanjutan.
MANFAAT MONEV
Secara umum manfaat dari penerapan
sistem monitoring dan evaluasi dalam suatu program adalah sebagai berikut:
1. Monitoring
dan Evaluasi (M&E) sebagai alat untuk mendukung perencanaan:
Penerapan
sistem M&E yang disertai dengan pemilihan dan penggunaan indikator akan
memperjelas tujuan serta arah kegiatan untuk pencapaian tujuan tersebut.
Pemilihan
indikator program yang melibatkan berbagai pihak secara partisipatif tidak saja
berguna untuk mendapatkan indikator yang tepat tetapi juga akan mendorong
pemilik proyek dan berbagai pihak yang berkepentingan untuk mendukung suksesnya
program.
2. Monitoring
dan Evaluasi (M&E) sebagai alat untuk mengetahui kemajuan program:
Adanya
sistem M&E yang berfungsi dengan baik memungkinkan pelaksana program
mengetahui kemajuan serta hambatan atau hal-hal yang tidak diduga yang secara
potensial dapat menghambat jalannya program secara dini. Hal terakhir
bermanfaat bagi pelaksana program untuk melakukan tindakan secara tepat waktu
dalam mengatasi masalah.
Informasi
hasil M&E dapat memberikan umpan balik kepada pelaksana program tentang
hasil capaian program, dalam arti sesuai atau tidak sesuai dengan yang
diharapkan
Bilamana
hasil program belum sesuai dengan harapan maka pelaksana program dapat
melakukan tindakan penyesuaian atau koreksi secara tepat dan cepat sebelum
program terlanjur berjalan tidak pada jalurnya. Dengan demikian informasi hasil
M&E bermanfaat dalam memperbaiki jalannya implementasi program.
3. Monitoring
dan Evaluasi (M&E) sebagai alat akuntabilitas program dan advokasi:
M&E
tidak hanya memantau aktivitas program tetapi juga hasil dari aktivitas
tersebut. Informasi pemantauan terhadap luaran dan hasil (output dan outcome)
program yang dipublikasikan dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan akan
meningkatkan akuntabilitas program.
Informasi
hasil M&E dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk advokasi program kepada
para pemangku kepentingan.
Informasi
tersebut akan memicu dialog dan pembelajaran serta memacu keikutsertaan
PERUMUSAN MANFAAT M&E
Manfaat M&E dapat dilihat dari 2
(dua) sisi, yaitu manfaat bagi pihak Penanggung Jawab Program dan manfaat bagi
Pengelola Proyek, yaitu:
1. Bagi
pihak Penanggung Jawab dan Pengelola Program :
Salah
satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.
Sebagai
bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja
Untuk
meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan
Membantu
penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan kegiatan proyek selanjutnya.
Sebagai
dasar untuk melakukan M&E selanjutnya.
Membantu
untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat
Mengetahui
kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang sudah
baik.
Sebagai
dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek.
2. Bagi
pihak penerima dana BOSDA:
Meringankan
beban biaya operasional sekolah
Memacu
diri untuk meningkatkan prestasi
Memacu
semangat untuk meraih cita-cita
PRINSIP-PRINSIP MONEV
Hal yang paling prinsipil dalam
pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah acuan kegiatan monitoring adalah
ketentuan-ketentuan yang disepakati dan diberlakukan, selanjutnya
sustainability kegiatannya harus terjaga, dalam pelaksanaannya objektivitas
sangat diperhatikan dan orientasi utamanya adalah pada tujuan program itu
sendiri.
Adapun prinsip-prinsip monitoring
sebagai berikut:
1. Monitoring
harus dilakukan secara terus-menerus
2. Monitoring
harus menjadi umpan balik bagi perbaikan kegiatan program organisasi
3. Monitoring
harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun terhadap pengguna produk
atau layanan.
4. Monitoring
harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk berprestasi
5. Monitoring
harus berorientasi pada peraturan yang berlaku
6. Monitoring
harus obyektif
7. Monitoring
harus berorientasi pada tujuan program.
Adapun mengenai prinsip-prinsip
evaluasi, Nanang Fattah (1996) mengemukakan ada 6 prinsip, yaitu:
1. Prinsip
berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut.
2. Prinsip
menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen program harus dievaluasi
3. Prinsip
obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi.
4. Prinsip
sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang seharusnya
diukur.
5. Prinsip
penggunaan kritis
6. Prinsip
kegunaan atau manfaat
Prinsip dasar lainnya:
1. Sistem
M&E dibuat sederhana; disesuaikan dengan kapasitas dan sumber daya yang
tersedia. Hal ini untuk menghindari kesulitan implementasi di lapangan.
2. Tujuan
yang jelas. Kegiatan M&E difokuskan pada hal-hal yang relevan dengan tujuan
dari monitoring itu sendiri yang dikaitkan dengan aktivitas dan tujuan program.
Jangan mengumpulkan data yang tidak relevan dengan kebutuhan program. Perlu
dibuat logframe, intervention logic model, dan rencana kerja
M&E yang antara lain mencakup rincian indicator kinerja yang akan dipantau.
3. Dilakukan
tepat waktu; ini merupakan esensi monitoring karena ketersediaan data on-time
diperlukan bagi pihak manajemen/pengguna data untuk penyelesaian masalah secara
tepat waktu. Selain itu ketepatan waktu monitoring juga penting untuk
mendapatkan data akurat dalam memantau obyek tertentu pada saat yang tepat.
4. Informasi
hasil M&E harus akurat dan objektif; informasi tidak akurat dan objektif
bisa menyebabkan false alarm. Perlu mekanisme untuk check konsistensi dan
akurasi data.
5. Sistem
M&E bersifat partisipatif dan transparan; perlu pelibatan semua
stakeholders dalam penyusunan design dan implementasinya, serta hasilnya dapat
diakses oleh semua pihak.
6. Sistem
M&E dibuat flexible; dalam artian tidak kaku tapi bisa disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi tapi masih dalam batas koridor SOP.
7. Bersifat
action-oriented; monitoring diharapkan menjadi basis dalam pengambilan keputusan
dan tindakan. Oleh karena itu sejak awal perlu dilakukan analisa kebutuhan
informasi untuk menjamin bahwa data monitoring akan digunakan untuk melakukan
tindakan.
8. Kegiatan
M&E dilakukan secara cost-effective.
9. Unit
M&E terdiri dari para specialists yang tidak hanya bertugas mengumpulkan
data tetapi juga melakukan analisa masalah dan memberikan rekomendasi pemecahan
masalah secara praktis.
PENDEKATAN DAN TEKNIK
MONEV
Teknik dalam pelaksanaan monitoring
dapat dilakukan dengan melalui kegiatan observasi langsung atas proses,
wawancara kepada sumber/pelaku utama, dan kegiatan diskusi terbatas melalaui
forum group discussion untuk memperoleh klarifikasi pelaksanaan program.
1.
Pendekatan
Ada empat cara untuk memonitor keluaran
dan dampak. Keempat cara atau pendekatan itu adalah pelaporan sistem sosial (social
accounting), eksperimentasi sosial (social experimentation),
pemeriksaan sosial (social auditing) dan pengumpulan bahan untuk
penelitian sosial (social research cumulation). Pendekatan ini
masingmasing mempunyai dua aspek yaitu aspek yang berhubungan dengan jenis
informasi yang diperlukan (Dunn, 1981).
Keempat pendekatan ini mempunyai ciri
yang bersamaan yaitu bahwa keempatnya:
TERPUSAT
KEPADA KELUARAN KEBIJAKSANAAN, sehingga dalam monitoring ini sangat
diperhatikan variabel yang mempengaruhi keluaran, baik yang tidak dapat
dikontrol oleh pembuat kebijaksanaan (misalnya kondisi sekarang yang sudah
ada), dan variabel yang dapat dimanipulasikan atau diramalkan sebelumnya;
BERPUSAT
PADA TUJUAN, yaitu untuk memberikan pemuasan kebutuhan, nilai atau
kesempatan kepada klien atau target;
BERORIENTASI
PADA PERUBAHAN. Tiap-tiap pendekatan itu berusaha untuk memonitor perubahan
dalam suatu jangka waktu tertentu, baik dengan menganalisis perubahan unjuk
kerja antara beberapa program yang berbeda atau yang sama beberapa variabelnya,
atau kombinasi antara keduanya;
MEMUNGKINKAN
KLASIFIKASI SILANG KELUARAN DAN DAMPAK berdasarkan variabel-variabel
lain termasuk variabel yang dipergunakan untuk memonitor masukan kebijaksanaan
(waktu, uang, tenaga, perlengkapan) dan proses kebijaksanaan (aktivitas, dan
sikap administratif, organisasi dan politis yang diperlukan untuk transformasi
masukan kebijaksanaan menjadi keluaran), dan
BERHUBUNGAN
DENGAN ASPEK PELAKSANAAN KEBIJAKSANAAN secara obyektif maupun
subyektif. Indikator obyektif didasarkan atas data baru yang diperoleh melalui
survei sampel atau studi lapangan (Dunn, 1981).
2.
Teknik
OBSERVASI: Observasi
ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung, sehigga semua kegiatan yang
sedang berlangsung atau obyek yang ada diobservasi dan dapat dilihat. Semua
kegiatan dan obyek yang ada serta kondisi penunjang yang ada mendapat perhatian
secara langsung
WAWANCARA
DAN ANGKET: Wawancara adalah cara yang dilakukan bila monitoring
ditujukan pada seseorang. Instrumen wawancara adalah pedoman wawancara.
Wawancara itu ada dua macam, yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak
langsung.
FORUM
GROUP DISCUSSION (FGD): FGD adalah proses menyamakan persepsi
melalaui urun rembug terhadap sebuah permasalahan atau substansi tertentu
sehingga diperoleh satu kesamaam (frame) dalam melihat dan mensikapi hal-hal
yang dimaksud.
PROSES MONEV
Proses dalam monev sederhananya adalah
“menelusuri” proses pekerjaan proyek atau kegiatan sehingga dapat
menemukan “apa yang sesungguhnya terjadi di antara PELAKSANAAN (proses)
dengan TUJUAN yang dirumuskan. Apabila dalam penelusuran atau pemantauan
itu ditemukan adanya pesenjangan atau penyimpangan yang direkomendasikan
perubahan atau perbaikan sehingga kesenjangan segera teratasi. Atau setidaknya
meminimalisir kerugian yang timbul akibat penyimpangan.
Karena manfaat monitoring itu sangat
besar dan penting dalam peranannya sebagai “alat perencanaan” maka
dilakukan dengan metode dan alat yang terstruktur dan sistematis, misalnya
dengan menggunakan angket, wawancara, FGD dan sebagainya. Prosesnya secara
skematik dapat dilihat seperti dibawah ini:
Nanang Fattah (1996) menyarankan
langkah-langkah monitoring yagdapat bermanfaat diikuti seperti dalam diagram
berikut:
Proses dasar dalam monitoring ini
meliputi tiga tahap yaitu:
1. Menetapkan standar pelaksanaan;
2. Pengukuran pelaksanaan;
3. Menentukan kesenjangan
(deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan
dengan mengikuti beberapa langkah sebagai berikut.
1. Tahap
Perencanaan: Persiapan dilaksanakan dengan
mengidentifikasi hal-hal yang akan dimonitor, variabel apa yang akan dimonitor
serta menggunakan indikator mana yang sesuai dengan tujuan program. Rincian
tentang variabel yang dimonitor harus jelas dulu, serta pasti dulu batasannya
dan definisinya. “Variabel adalah karakteristik dari seseorang, suatu
peristiwa atau obyek yang bisa dinyatakan dengan data numerik yang
berbeda-beda.” (William N Dunn: 2000).
2. Tahap
Pelaksanaan: monitoring ini untuk mengukur ketepatan
dan tingkat capaian dari pelaksaan program/kegiatan/proyek yang sedang
dilakukan dengan menggunakan standar (variable) yang telah dipersiapkan di
tahap perencanaan. Setelah memastikan definisi yang tepat tentang variabel yang
dimonitor serta indikatornya, maka laksanakan monitoring tersebut. Adapun
indikator umum yang diukur dalam melihat capaian pekerjaan antara lain adalah :
Kesuaian
dengan tujuan proyek/kegiatan
Tingkat
capaian pekerjaan sesuai target
Ketepatan
belanja budget sesuai plafon anggaran;
Adanya
tahapan evaluasi dan alat evaluasinya;
Kesesuaian
metode kerja dengan alat evaluasi;
Kesesuaian
evaluasi dengan tujuan proyek;
Ketetapan
dan pengelolaan waktu;
Adanya
tindak lanjut dari program tersebut;
3.
Tahap Pelaporan
Pada langkah ketiga, yaitu menentukan
apakah prestasi kerja itu memenuhi standar yang sudah ditentukan dan di sini
terdapat tahapan evaluasi, yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan
standar yang harus dicapai. Selanjutnya temuan-temuan tersebut ditindaklanjuti
dan hasilnya menjadi laporan tentang program.
PENUTUP
Dari pembahasan di atas jelas bahwa M
& E memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Terutama adalah untuk
memastikan proses pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan benar-benar
“on the track” sesuai tujuan proyek dan program. Monitoring
dapat disebut sebagai “on going evaluation,” yang dilakukan
sementara kegiatan berlangsung untuk melakukan perbaikan “di tengah
jalan” bila diperlukan. Sementara Evaluasi dimaksud adalah “terminate
evaluation,” yang dilakukan pada akhir proyek untuk memastikan apakah
pelaksanaan dan manfaat proyek sesuai tujuannya atau tidak. Lalu,
hasilnya dapat dijadikan sebagai masukan untuk perencanaan proyek/program
berikutnya.
[1] Bahan
pengayaan untuk Pelatihan Evaluasi & Monitoring bagi Gereja-gereja dan
Lembaga Mitra EMS yang dilaksanakam oleh Yayasan Dhyana Pura Bali, 4 Maret 2015
[2] Direktur
PPSDM Bina Darma Salatiga 2000-2009, Saat ini sebagai Direktur Institute
Transformasi Indonesia, Asesor Fasilitator Pembardayaan Masyarakat, juga
Penulis, Peneliti dan Trainer independen.
EFEKTIF:
TERCAPAI TUJUAN ADA HASIL,
EFISIEN:
TERCAPAI DENGAN CEPAT, TEPAT, MURAH